Semarang, 14 Januari 2025 – Menghadapi tantangan di era digital, UPA Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang (Polines) terus berinovasi untuk memperkuat keberlanjutan eksistensinya. Salah satu langkah penting yang diambil adalah melalui pengembangan branding perpustakaan yang memanfaatkan platform media sosial, khususnya TikTok. Hal ini bertujuan untuk menjangkau pemustaka muda secara lebih efektif dan menyampaikan informasi layanan perpustakaan dengan cara yang menarik dan mudah diakses.
Mahasiswa magang dari Universitas Diponegoro, yaitu Tiara Ramadhani, Sherly Nirmala Putri, Afnan Fathia Rahma, dan Riska Dwi Septia, menjadi pelopor dalam mengembangkan branding perpustakaan Polines melalui TikTok. Mereka menciptakan konten edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemustaka terhadap berbagai layanan yang tersedia di perpustakaan Polines. Dengan pendekatan yang kreatif, mereka menghadirkan informasi tentang koleksi buku, tutorial pemanfaatan database jurnal, layanan sirkulasi, hingga cara memaksimalkan fasilitas yang ada, semuanya dikemas dalam bentuk konten yang menarik dan informatif.
Selain itu, untuk memastikan keberlanjutan dan kelanjutan inisiatif branding perpustakaan Polines di TikTok, para mahasiswa magang ini juga mengeluarkan modul sebagai panduan praktis. Modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang cara membuat konten berkualitas dan efektif dalam mempromosikan layanan perpustakaan melalui media sosial. Modul ini akan menjadi bahan referensi yang berguna bagi para pustakawan, mahasiswa, atau siapa pun yang terlibat dalam pengembangan konten digital perpustakaan, agar mereka dapat mempertahankan dan mengembangkan keberlanjutan branding perpustakaan Polines di masa depan.
Menurut Kepala UPA Perpustakaan Polines, Mohamad Syam Suryanto, pengembangan branding melalui TikTok merupakan langkah yang sangat strategis mengingat banyaknya pemustaka yang lebih akrab dengan platform tersebut. “Kami ingin memastikan bahwa perpustakaan Polines tidak hanya dikenal sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja melalui media sosial yang populer di kalangan mahasiswa,” ujar kepala perpustakaan.
Dengan memanfaatkan TikTok, para mahasiswa magang berhasil menarik perhatian pemustaka dengan konten yang menyajikan informasi seputar perpustakaan dengan cara yang lebih menarik, seperti tips peminjaman buku, cara akses sumber referensi digital, serta berbagai informasi lainnya yang penting untuk mendukung proses belajar mengajar. TikTok juga menjadi wadah yang tepat untuk menampilkan konten interaktif seperti challenge atau kuis seputar literasi digital yang dapat memicu partisipasi aktif dari pemustaka.
Konten-konten yang mereka buat tidak hanya mengedukasi tetapi juga menciptakan kesan yang menyenangkan dan modern bagi audiens, menjadikan perpustakaan Polines lebih dekat dengan kebutuhan generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan Polines siap mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan kualitas layanan dan komunikasi.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan para pemustaka, khususnya mahasiswa, semakin tertarik untuk memanfaatkan layanan perpustakaan secara optimal. Ke depan, UPA Perpustakaan Polines akan terus memperluas dan memperdalam penggunaan media sosial sebagai bagian dari strategi branding untuk memperkuat keberlanjutan eksistensi perpustakaan di era digital.
Melalui inovasi yang terus berkembang, UPA Perpustakaan Polines berkomitmen untuk menjadi perpustakaan akademik yang tidak hanya menyediakan akses informasi, tetapi juga menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan penuh inovasi bagi seluruh sivitas akademika.