Pengeringan tembakau saat ini masih menggunakan cara konvensional. Proses pengeringan yang dilakukan hanya mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan daun tembakau menyebabkan saat musim hujan petani mengalami kesulitan dalam proses pengeringan. Daun tembakau yang cukup mudah mengalami pembusukan memerlukan alternatif sistem pengeringan yang tidak bergantung pada kondisi cuaca. Saat ini sudah ada solusi alternatif yaitu sistem pengeringan menggunakan heater, sistem ini memiliki kelemahan dapat menyebabkan daun tembakau hangus dan hancur menyebabkan kualitas daun menurun. Oleh karena itu, dibuat rancang bangun mesin pengering tembakau dengan sistem refrigerasi berkapasitas 5kg yang dapat dikontrol dengan PLC dan dimonitor menggunakan SCADA. Unuk mencapai standar pengeringan kadar air seperti yang dijelaskan oleh Santoso dalam bukunya “Tata Niaga Tembakau Madura” yaitu sebesar 12%-14%. Hasil pengujian 1kg daun tembakau dengan suhu pengeringan 40ᵒ-50ᵒC dan kelembaban 25%-55% didapatkan tembakau kering tanpa merubah bentuk dan warna tembakau, dengan rata-rata waktu pengeringan 2 jam 20 menit untuk kadar air sebelum pengeringan 30% setelah proses pengeringan rata-rata berat tembakau menjadi 287,8 gram dan rata-rata kadar air menjadi 12,6%. Pada pengujian 5kg diuji dengan suhu pengeringan 40ᵒ-50ᵒC dan kelembaban 25%-32% membutuhkan waktu pengeringan 4 jam 15 menit, untuk mencapai kadar air 11,5% dan berat 880 gram.