Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto menjadi salah satu sentra cabai rawit terbesar di Jawa Timur. Cabai merupakan sayuran yang mudah rusak dan sulit dipertahankan dalam bentuk segar. Karena hal tersebut, harga cabai selalu berfluktuasi atau tidak menentu, di saat harga cabai yang rendah para petani akan mengatasi kerugian tersebut dengan melakukan proses pengeringan cabai. Proses pengeringan cabai di Desa Pucuk masih dilakukan secara alami yaitu menggunakan sinar matahari. Metode ini dinilai kurang efektif karena membutuhkan area penjemuran yang luas, waktu pengeringan yang relatif lama yang mengakibatkan hasil pengeringan kurang merata dan kurang hiegenis. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu rancang bangun oven pengering cabai untuk mengurangi waktu proses pengeringan. Metode penelitian yang digunakan meliputi identifikasi masalah, studi pustaka, perancangan, pembuatan dan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menghitung waktu proses pengeringan, kadar air akhir cabai rawit yang dikeringkan dan efisiensi pengeringan. Hasil yang didapatkan dari pengujian yaitu waktu proses terbaik selama 8 jam dengan temperatur 70,5℃ sehingga terdapat penurunan waktu proses sebesar 80% dengan kadar air cabai setelah pengeringan yaitu 9,33%. Selain itu, efisiensi pengeringan yang didapatkan sebesar 31,15%.