Indonesia adalah negara tropis yang memiliki banyak tanaman hias, salah satunya adalah anggrek. Anggrek sering dibudidayakan di Indonesia karena warnanya yang menarik. Menumbuhkan anggrek membutuhkan perlakuan khusus. Salah satunya adalah kelembapan udara yang tinggi, suhu udara yang rendah, dan intensitas cahaya tertentu. Jika parameter tersebut tidak terpenuhi, pertumbuhan anggrek dapat terhambat dan bahkan layu. Untuk menanggulangi ini, dibutuhkan sistem yang dapat memantau dan mengendalikan suhu udara, kelembapan udara, intensitas cahaya dan kelembapan tanah dari greenhouse anggrek. Dan untuk mempermudah proses pemantauan dan pengendalian, telah dihasilkan aplikasi Android dan web. Kedua aplikasi tersebut diuji dengan pengujian black-box untuk memastikan aplikasi mudah untuk digunakan. Aplikasi yang lancar dan cepat dapat mempengaruhi seberapa mudah aplikasi dapat digunakan. Untuk mengetahui apakah aplikasi yang dihasilkan sesuai dengan definisi tersebut, dilakukan uji performa dan pengukuran delay pengendalian. Untuk pengukuran delay pengendalian, pengukuran dilakukan di Politeknik Negeri Semarang untuk mewakili tempat dengan kecepatan internet yang cepat dan stabil, dan greenhouse anggrek di Sumowono, kabupaten Semarang untuk kondisi lapangan. Berdasarkan hasil uji black-box, kedua aplikasi berjalan sesuai desain. Performa dari aplikasi Android cukup ringan, sementara aplikasi web memiliki waktu memuat yang cukup lama yaitu hingga 2680 ms di salah satu halamannya. Untuk pengukuran delay pengendalian, rata-rata delay di Politeknik Negeri Semarang dan greenhouse anggrek di Sumowono, kabupaten Semarang sebesar 343 ms dan 6641 ms. Berdasarkan standar ETSI, delay pada Politeknik Negeri Semarang termasuk sedang, sementara pada greenhouse anggrek di Sumowono termasuk buruk.