Salah satu energi alternatif adalah energi surya, dimana energi surya dapat dikonversikan menjadi energi listrik dengan penggunaan photovoltaic atau sel surya sebagai pengumpul sinar matahari. Pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan dari sel surya sering dijadikan energi cadangan sebagai back up dari energi listrik dari PLN yang biasa digunakan. Pergantian penggunaan sumber energi biasanya dilakukan dengan proses switching atau pergantian suplai secara otomatis menggunakan Mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki fungsi utama yaitu sebagai selection switching yang bertugas memindah sumber suplai beban, selain itu mikrokontroler memiliki fungsi sebagai pengatur suplai tegangan dari sel surya dengan nilai yang stabil untuk setiap beban dengan mengatur duty cycle pada setiap converter yang ada. Penelitian ini menggunakan dua metode kontrol yaitu, PID dan Logika Fuzzy dalam melakukan selection switching dan penstabilan tegangan keluaran boost converter pada sistem suplai daya. Berdasarkan tahap analisa dapat diketahui bahwa tegangan keluaran dari metode kontrol Logika Fuzzy relative lebih stabil dan relative lebih mendekati nilai setting point. Pada proses selection switching sistem suplai daya, terdapat empat kondisi yang menjadi acuan terjadinya proses switching. Kondisi pertama saat tegangan keluaran panel lebih dari 15 Volt dan tegangan baterai lebih dari 24 Volt maka panel surya digunakan sebagai suplai daya menuju beban. Kondisi kedua saat tegangan keluaran panel lebih dari 15 Volt dan tegangan baterai kurang dari 22,1 Volt maka panel surya digunakan untuk charging baterai. Kondisi ketiga saat tegangan keluaran panel kurang dari 15 Volt dan tegangan baterai lebih dari 22,1 Volt maka baterai akan digunakan sebagai suplai daya menuju beban. Kondisi keempat tegangan keluaran panel kurang dari 15 Volt dan tegangan baterai kurang dari 22,1 Volt maka jaringan PLN yang akan digunakan untuk suplai daya menuju beban.