Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV merupakan salah satu bagian dari sistem transmisi tenaga listrik yang memiliki potensi gangguan hubung surja petir yang dapat mengganggu saluran transmisi, maka sistem pentanahan yang baik akan berpengaruh besar terhadap keaandalan saluran transmisi, untuk mengatahui nilai pentanahan suatu tower diperlukan pengukuran nilai pentanhan secara rutin. Banyaknya metode pengukuran pentanahan membuat hasil pengukuran yang berbeda, maka bagaimana metode pengukuran yang baik akan dibahas pada penelitian . Tugas akhir ini membahas mengenai analisis metode pengukuran dari dua alat yang berbeda dan perhitungan tahanan paralel kaki tower serta perhitungan tingkat kedalaman elektroda. Metode yang digunakan yaitu metode komparatif yang membandingkan metode pengukuran dari dua alat dan membandingkan hasil perhitungan dengan data pengukuran pentanahan dari PLN. Berdasarkan hasil perhitungan, tahanan (R) paralel mendekati dengan data pengukuran dan semakin dalam tingkat kedalaman elektroda maka semakin baik nilai pentanahannya. Nilai perhitungan tahanan paralel tower mendekati hasil pengukuran, dengan hasil perhitungan pada data pengukuran Kyoritsu terakhir sebagai berikut, tower 78A-78C tahanan paralel 1,8 Ohm, tower 78D tahanan paralel 1,7 Ohm, tower 78E tahanan paralel 2,12 Ohm, sedangkan untuk Fluke 1625-2 untuk tahahan paralelnya harus menggunakan perhitungan tanpa pengukuran, dengan hasil tower 78A tahanan paralel 1,5 Ohm, tower 78B tahanan paralel 1,3 Ohm, Tower 78C tahanan paralel 1,4 Ohm, Tower 78D tahanan paralel 1,6 Ohm, Tower 78E tahanan paralel 1,8 Ohm. Semakin panjang elektroda maka semakin baik nilai pentanahannya jika diaplikasikan di tanah ladang dengan perhitungan panjang elektroda 4 meter tahanan pentanahan 7,2 Ohm. Rekomendasi pengukuran pentanahan menggunakan alat ukur Fluke 1625-2 karena lebih menghemat waktu tanpa melepas kawat pentanahan dan akurasi alat lebih tinggi.