Wahyu Cahyaningtyas, “Analisis Sistem Pemantauan Suhu dan Kelembapan serta Penyiraman Otomatis pada Budidaya Jamur dengan ESP32 di Fungi House Kabupaten Semarang”, Tugas Akhir Sarjana Terapan Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang, di bawah bimbingan Bapak Slamet Widodo Ir., M.Eng., dan Bapak Arif Nursyahid, Drs., M.T., Agustus 2021, 84 halaman. Jamur tiram tergolong dalam kelompok tumbuhan jenis fungi yang mudah tumbuh di tempat yang lembab. Dalam melakukan budidaya jamur tiram, salah satu hal yang perlu diperhatikan yaitu suhu dan kelembapan. Suhu yang terlalu tinggi dan kelembapan yang kurang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur menjadi tidak optimal. Pada kenyataannya, petani jamur di Desa Genting Kabupaten Semarang tidak pernah melakukan pemantauan suhu dan kelembapan dengan alat ukur, melainkan hanya dengan perkiraan cuaca. Dengan adanya sistem pemantauan suhu dan kelembapan serta penyiraman otomatis dapat memudahkan petani dalam melakukan pemantauan suhu dan kelembapan. Pada penelitian ini, sistem akan membaca suhu dan kelembapan ruang budidaya jamur. Kemudian hasil dari pembacaan suhu dan kelembapan ruang tersebut akan menentukan on/off pada penyiraman otomatis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata akurasi sistem dalam melakukan pengukuran suhu sebesar 99,368% dan kelembapan sebesar 99,139%. Dengan adanya sistem tersebut, kondisi baglog yang kering mengalami penurunan sebesar 83,21%, baglog yang busuk sebesar 87,65%, serta baglog yang mati sebesar 100%, dan terjadi peningkatan kualitas baglog yang baik sebesar 54,18%. Selain itu, dengan adanya sistem ini dapat meningkatkan hasil panen sebesar 48,23%.