Sistem pembumian jaringan transmisi merupakan suatu sistem proteksi yang bertujuan untuk mengamankan instalasi listrik pada jaringan transmisi dari tegangan atau arus lebih. Menurut PUIL 2011 sistem pembumian jaringan transmisi yang baik memiliki nilai resistansi maksimal sebesar 10 Ω. Salah satu yang mempengaruhi nilai resistansi adalah nilai resistansi jenis tanah. Setiap jenis tanah memiliki nilai resistansi jenis yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena nilai resistansi jenis tanah dipengaruhi oleh tingkat kelembaban, kemampuan tanah untuk mempertahankan kadar air dan juga nilai pH pada tanah tersebut. Jenis tanah kering berbatu memiliki nilai resistansi jenis yang tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai resistansi sistem pembumian jaringan transmisi yang rendah pada jenis tanah ini diperlukan suatu perlakuan soil treatment atau memodifikasi tanah dengan tujuan untuk mendapatkan nilai resistansi jenis tanah serendah mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mengganti media pembumian menggunakan cocopeat. Dalam pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa rata-rata nilai resistansi pembumian menggunakan cocopeat adalah sebesar 2,652 Ω. Nilai ini terbilang cukup baik karena pada dasarnya tower yang dijadikan sebagai objek pengujian berada pada kondisi tanah kering berbatu yang memiliki nilai resistansi jenis tanah yang tinggi yaitu sebesar 123,420 Ω.m. Hal ini disebabkan karena cocopeat memiliki kemampuan untuk mempertahankan air dengan baik dimana setelah dilakukan pengujian sampel tanah pada pot cocopeat dapat mempertahankan air sebesar 46% sedangkan tanah kering berbatu hanya sebesar 10,2 % setelah 10 hari. Cocopeat juga memiliki nilai pH yang lebih asam yaitu sebesar 6,16 sedangkan tanah kering berbatu hanya sebesar 6,46. Nilai yang sistem pembumian menggunakan cocopeat yang didapat sudah sesuai dengan SPLN T5.012:2020 dan SKDIR PT PLN 0520.