Pandemi Covid-19 memberikan dampak perubahan kondisi keuangan yang dapat mengakibatkan kebangkrutan. Kebangkrutan adalah kegagalan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan laba dan kegagalan membayar kewajiban. Salah satu tanda sebelum terjadinya kebangkrutan dalam perusahaan adalah financial distress. Financial distress dapat dilihat dari laporan keuangan yang merupakan suatu pencerminan dari kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan, laporan keuangan yang dapat dibandingkan dalam bentuk data mengenai perubahan yang terjadi dalam bentuk persentase, tren dan rupiahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prediksi kebangkrutan perusahaan jasa sektor kesehatan (rumah sakit) sebelum pandemi Covid-19 dan saat pandemi Covid-19. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor kesehatan (rumah sakit) listing di BEI periode 2019-2020. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan uji beda Paired T Test, perhitungan prediksi kebangkrutan menggunakan metode Springate. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum pandemi Covid-19 terdapat 2 perusahaan jasa sektor kesehatan (rumah sakit) dalam kategori tidak bangkrut dan 5 perusahaan lainnya dalam kategori bangkrut. Sedangkan saat pandemi Covid-19 terdapat 3 perusahaan jasa sektor kesehatan (rumah sakit) dalam keadaan tidak bangkrut dan 4 perusahaan lainnya dalam kategori bangkrut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara nilai rasio kebangkrutan perusahaan jasa sektor kesehatan sebelum pandemi Covid-19 dan saat pandemi Covid-19.