Energi listrik merupakan kebutuhan primer setiap manusia di bumi. Penyaluran energi listrik dibagi menjadi 3 seksi, yaitu pembangkit, transmisi, dan distribusi. Dalam pelaksanaan transmisi tenaga listrik muncul berbagai masalah, salah satunya timbul rugi daya pada saluran transmisi yang tentunya sangat merugikan perusahaan. Analisis perhitungan dilaksanakan pada penghantar reconductoring SUTT 150 kV Jepara-Tanjung Jati. Sehingga analisis dilakukan dengan cara membandingkan bagaimana nilai rugi daya, rugi finansial, dan jatuh tegangan pada konduktor ACSR HAWK dan ACCC Lisbon. Dengan nilai resistansi total penghantar adalah 2,885948 Ohm untuk ACSR HAWK dan 2,142744 Ohm untuk ACCC Lisbon. Perhitungan rugi daya menggunakan rumus rugi daya 3 fasa dan simulasi ETAP. Sedangkan rugi finansial mengalikan rata-rata TDL dengan nilai energi listrik hilang. Total rata-rata rugi daya yang terjadi sebelum reconductoring sebesar 186,00665364 MW sedangkan setelah reconductoring sebesar 102,32234977 MW. Nilai total kerugian finansial untuk sebelum reconductoring sebesar Rp 4.396.894.881,6 dan setelah reconductoring sebesar Rp 2.418.733.992,3. Untuk jatuh tegangan kedua konduktor bernilai di bawah batas – 10 %. Jadi ACCC Lisbon memiliki nilai rugi teknis dan ekonomis lebih kecil dibanding ACSR HAWK