Atika Nadila Joanita, “Analisis Perbedaan Trading Volume Activity (TVA), Bid - Ask Spread (BAS) dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019)”. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Politeknk Negeri Semarang, dibawah bimbingan Th. Tyas Listyani, S.E., M.Si. dan Edi Wijayanto, SE., M.Si. Agustus 2020, 101 halaman. Nilai harga saham yang dinilai terlalu tinggi oleh pasar dapat menyebabkan jumlah permintaan akan berkurang. Hal ini disebabkan karena tidak semua investor tertarik untuk membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi, terutama investor perorangan yang memiliki dana terbatas. Sehingga, saham perusahaan tersebut menjadi tidak likuid. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaiki likuiditas saham yaitu melakukan pemecahan saham (stock split). Stock split dilakukan atas dasar trading range theory dan signalling theory. Penelitian ini dilakukan pada 45 perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan pemecahan saham pada tahun 2016 – 2019. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah trading volume activity (TVA), bid-ask spread (BAS) dan abnormal return. Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test karena data tidak berdistribusi normal. Pengamatan dilakukan pada 5 hari sebelum stock split dan 5 hari sesudah stock split. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan secara signifikan pada bid-ask spread (BAS) dan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Dan tidak terdapat perbedaan secara signifikan pada trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah dilakukannya stock split.