Praktik perataan laba merupakan tindakan yang dinilai buruk karena tindakan tersebut mengakibatkan hasil laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Praktik perataan laba terjadi akibat adanya kepentingan dari salah satu pihak dan adanya asimetri informasi dimana manajer perusahaan merupakan pihak yang memiliki informasi lebih banyak dibandingkan dengan pemilik perusahaan, sehingga manajer perusahaan terdorong untuk melakukan praktik perataan laba. Meskipun praktik perataan laba dinilai buruk, namun masih terdapat beberapa perusahaan sub sektor property dan real estate yang terindikasi melakukan praktik perataan laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan pertumbuhan perusahaan terhadap praktik perataan laba. Profitabilitas diproksikan dengan return on assets dan financial leverage diproksikan dengan debt to equity ratio. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas dan financial leverage berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap praktik perataan laba, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap praktik perataan laba.