Pada dokumen DED (detail engineering design) seringkali ditemukan kebutuhan tulangan belum sesuai dengan kebutuhan riil pada konstruksi, yang artinya masih terdapat detail tulangan yang belum di perhitungkan, oleh sebab itu kontraktor perlu melakukan perhitungan secara detail untuk menentukan kebutuhan tulangan secara riil pada konstruksi, dalam menentukan kebutuhan tulangan dapat dilakukan dengan metode pendekatan untuk mempermudah perhitungan seperti pada pekerjaan retaining wall dilakukan perhitungan kebutuhan tulangan metode pendekatan dengan menambah 3% dari total panjang kebutuhan tulangan yang dikonversikan dalam satuan berat (kg) yang terdapat dalam dokumen DED. Penambahan tulangan untuk kait, bengkokan dan lewatan umumnya mengacu pada standar peraturan yang berlaku, namun untuk mempermudah perhitungan diperlukan kajian terhadap metode pendekatan dengan menghitung persentase penambah sehingga didapatkan kebutuhan tulangan secara riil. Pada penelitian ini dilakukan studi kasus pada pekerjaan abutment dan pilar proyek jembatan Kedunglegok, Klawing, Kaliputih dan Kragan Karanganyar. Metode dalam menentukan persentase penambah panjang tulangan adalah dengan menghitung total panjang tulangan untuk kait, bengkokan dan lewatan dan menghitung panjang total kebutuhan tulangan kemudian mengkonversi kedalam berat (kg) untuk selanjutnya dihitung persentase terhadap tulangan terpasang. Dari hasil analisis keempat data didapatkan persentase abutment sebesar (10,46-14,83)% dan pilar sebesar (9,90-14,57)%, dimana jika persentase tersebut ditambahkan pada kebutuhan tulangan perhitungan DED nilainya akan mendekati kebutuhan tulangan rill pada konstruksi.