Sektor pertanian merupakan sektor penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal itu ditunjukkan menurut data dari Kementrian Pertanian RI bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2013-2017 di sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 9,90 %. Dari hal itulah dibuat tugas akhir yang dapat membantu petani dalam hal peningkatan kualitas hasil panen dengan memberikan tanaman asupan air yang cukup. Karena jika tanaman mendapat asupan air yang berlebihan atau kurang itu akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Sistem yang dibuat dinamakan sistem pemantauan kelembapan tanah. Sistem ini akan membuat petani dapat memantau kelembapan tanah menggunakan perangkat laptop maupun gadget. Sistem ini bekerja menggunakan perangkat ESP8266 yang dipasangkan pada 7 buah perangkat node, 2 buah perangkat coordinator dan sebuah perangkat gateway. Setiap perangkat node terdiri dari panel surya, baterai, WEMOS D1 Mini, dan sensor kelembapan tanah yang akan melakukan pemantauan kelembapan tanah. Data sensor tersebut kemudian akan dikirimkan ke coordinator melalui perangkat jaringan Wi-Fi yang selanjutnya diteruskan ke perangkat gateway untuk dikirimkan ke server. Dari hasil penelitian ini didapatkan kualitas komunikasi delay pemantauan hop pertama coordinator 1 sebesar 9011 ms, delay pemantauan hop pertama coordinator 2 sebesar 1119 ms, pemantauan hop kedua keseluruhan sebesar 5374 ms. Nilai delay yang lebih dari 450 ms termasuk dalam kategori buruk menurut standar ETSI 1999-2006. Kualitas komunikasi data loss pada sistem pemantauan kelembapan tanah yang dibuat pada tugas akhir ini berjalan dengan data loss pemantauan pada coordinator 1 dan coordinator 2 sebesar 0,521%. Nilai data loss tersebut masuk dalam rentang antara 0% s/d 2% yang termasuk dalam kategori sangat bagus menurut standar ETSI 1999-2006. Sinyal yang dihasilkan dari proses komunikasi antar perangkat masih termasuk sinyal minimal yang dapat diterima yaitu -81,74 dBm dan -77,31 dBm.