Simpang perlintasan sebidang antara jalan rel dengan jalan raya sering menimbulkan permasalahan, terutama jika pintu perlintasan ditutup saat kereta api melintas. Permasalahan yang timbul adalah terjadinya antrian dan waktu kendaraan kembali normal sesaat setelah pintu perlintasan dibuka. Geometrik di Jalan Brumbung adalah 2/2UD dengan dilewati semua jenis kendaraan yang berada pada kelas jalan kolektor. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung di kedua simpang perlintasan pada jam puncak pagi, siang, dan sore hari. Adapun data yang diambil saat arus normal adalah tingkat arus (flow) kendaraan, geometrik jalan, dan lama arus kendaraan kembali normal saat pintu perlintasan dibuka. Sedangkan saat pintu perlintasan ditutup adalah waktu penutupan pintu perlintasan dan panjang antrian kendaraan. Data yang didapat kemudian dianalisis menggunakan metode shockwave, sehingga diperoleh panjang antrian dan waktu normal kembali untuk lalu lintas jalan akibat pengaruh penutupan pintu perlintasan saat kereta api melintas dan kapasitas jalan menggunakan pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Hasil analisis simpang perlintasan pada kondisi eksisting diperoleh kesimpulan bahwa untuk saat ini Jalan Brumbung Demak memiliki derajat kejenuhan maksimal terjadi pada hari Minggu, 12 Mei 2019 pada pagi hari dari Kabupaten Grobagan ke arah Kota Semarang dimana didapatkan angka 0,90864 yang melebihi dari 0,85 yang termasuk tingkat pelayanan jalannya E dan memiliki karakteristik arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda, dan volume mendekati kapasitas dan berdasarkan GAPEKA 2017 tercatat 60 kereta melintas setiap hari dengan lama penutupan 3-5 menit, sehingga alternatif solusi adalah di perlintasan sebidang tersebut hendaknya diberi fly over atau untuk jangka pendeknya dengan mengatur jam operasional kendaraan bertonase tinggi, agar dapat mengurangi kemacetan di jalan tersebut dan keberadaan pasar Ganepo didekat perlintasan sebidang jalan Brumbung, Demak memberikan kontribusi kemacetan, sehingga disarankan pasar tersebut direlokasi atau ditata ulang keberadaanya.