PLTU Indramayu telah beroperasi sejak November 2010 hingga saat ini. PLTU Indramayu dalam operasinya mengalami beberapa permasalahan khususnya pada pondasi conveyor. Korosi dan erosi telah mengurangi nilai-nilai kekuatan struktur dari kekuatan desain awal. Salah satu akibat dari kejadian tersebut adalah terjadinya penurunan atau defect menyebabkan pengoperasian harus hati-hati sehingga terjadi penurunan produksi. Selain itu penurunan dapat meningkatkan potensi kegagalan bangunan diantaranya adalah potensi robohnya eskavator serta peralatan yang ada di atas conveyor. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Penyebab utama penurunan gedung ialah timbunan dari bartu bara PLTU yang di simulasikan dengan Geoslope menunjukan nilai penurunan yang terjadi sebesar 60 - 70 cm pada scenario timbunan ke 5 ( tinggi timbunan batu bara 10m kiri dan 10m kanan) pada kondisi tersebut pondasi juga mengalami Uplift sebesar 17 cm. rekomendasi untuk tindakan selanjutnya pada pondasi Conveyor PLTU Indramayu, Jawa Barat adalah menggunakan Soil Nailing Yang dimaksudkan untuk menambah daya dukung dan mengurangi penurunan ataupun uplift bangunan. Dalam kaitan perbaikan pondasi, soil nailing berperilaku sebagai pondasi mirip tiang bor (Pile-Like Foundation). Perilaku tersebut dapat mengakomodasi peristiwa settlement (compression) dan uplift (tension pile).