Tujuan pembuatan simulator ini adalah untuk memaparkan cara kerja koordinasi PMT, recloser, dan sectionalizer pada jaringan tenaga listrik PT.PLN (Persero). Simulator ini juga dibuat untuk membandingkan setting recloser agar dapat bekerja maksimal. Pembuatan simulator menggunakan sampel data asli lapangan yang diambil pada PT.PLN (Persero). Data yang digunakan meliputi data setting jaringan, data gangguan jaringan, dan spesifikasi jaringan. Pembuatan simulator ini mengambil sampel data ULP Kudus penyulang KUDUS-08. Alasan pengambilan sampel data penyulang tersebut adalah karena faktor record gangguan dan setting zona recloser yang melebihi zona sectionalizer sehingga keduanya tidak berkoordinasi dengan baik . Dalam pembuatan simulator lebih berfokus pada zona pengamanan PMT yang disebut highset dan zona pengamanan recloser yang disebut HCL dan HCT. Untuk mensimulasikan simulator, dibuatlah gangguan disetiap zona agar mengerti perbedaan yang menonjol dari setiap zona.Untuk membuat simulator dibutuhkan PLC( Progammable Logic Controller ) sebagai alat automasi untuk mensimulasi data dan program yang sudah dibuat. Dibutuhkan komponen pembantu seperti Push button sebagai kontrol keypoint, Pilot lamp sebagai indikator keypoint, dan LED strip sebagai indikator jaringan listrik. Dan juga dibutuhkan program agar dapat menjalankan jaringan yang diambil. Serta dibutuhkan komputer untuk menjalankan simulator melalui perangkat lunak. Perhitungan nilai arus gangguan hubung singkat antar-fasa dan satu fasa ke tanah dilakukan untuk memberikan data pada simulator sekaligus untuk mencari waktu kerja pengaman ketika terjadi gangguan. Koordinasi kerja dari peralatan pengaman yang sudah didapatkan akan ditampilkan pada simulator yang berbasis PLC dan SCADA