Dewasa ini penggunaan semen didunia konstruksi sudah semakin marak dan bahkan tidak bisa terhindarkan. Dengan meningkatnya kebutuhan semen, maka harus meningkat pula produksi semen. Produksi semen sendiri merupakan salah satu penyebab polusi udara. Untuk mencari alternatif lain dalam penggunaan semen maka dapat menggunakan limbah industri yang belum dimanfaatkan, sebagai contoh adalah limbah abu sekam padi yang didapat dari pengrajin batu bata Penggaron, Semarang dan abu ampas tebu yang didapat dari pabrik gula Rendeng, Kudus. Keduanya dapat dimanfaatkan sebagai pengganti sebagian semen pada beton. Maka pemanfaatan abu sekam padi dan abu ampas tebu sebagai pengganti sebagian semen pada beton dapat dipakai karena keduanya memiliki sifat pozzolan. Penelitian ini dilakukan dengan variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat semen. Dari variasi tersebut perbandingan abu sekam padi : abu ampas tebu yaitu 60% : 40%. Hasil pengujian beton dengan campuran 5% memiliki berat isi rata – rata 2193,798 kg/m3 dan kuat tekan rata – rata 160,91 kg/cm2, merupakan variasi campuran terbaik dari yang diuji. Variasi 10% memiliki berat isi rata – rata 2132,094 kg/m3 dan kuat tekan rata – rata 149,51 kg/cm2, variasi 15% memiliki berat isi rata – rata 2037,688 kg/m3 dan kuat tekan rata – rata 135,82 kg/cm2, dan variasi 20% memiliki berat isi rata – rata 2041,749 kg/m3 dan kuat tekan rata – rata 144,69 kg/cm2. Dari ke 4 variasi campuran diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi campuran limbah abu sekam padi dan abu ampas tebu, maka semakin ringan berat isi dan semakin rendah nilai kuat tekannya. Menurut Puslitbang Prasarana Transportasi, Divisi 7 – 2005, Beton dengan karakteristik K125 – K175 tergolong dalam beton mutu rendah dan dapat digunakan sebagai beton untuk konstruksi bangunan ringan dan rumah tinggal sederhana. Maka penggunaan variasi campuran paling baik yaitu pada campuran 5% dan dapat digunakan sebagai beton untuk konstruksi bangunan ringan dan rumah tinggal sederhana.