Anton Wahyu Pamungkas, “Analisis Akurasi Pengukuran Stasiun Deformasi Tanah Dan Detektor Kadar Air Tanah Pada Prototipe Pendeteksi Tanah Longsor Berbasis Wireless Sensor Network”, Tugas Akhir D-IV Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang, di bawah bimbingan Dr. Amin Suharjono, S.T., M.T dan Dr. Eddy Triyono, S.T., M.T. Agustus 2018. Menurut DIBI BNPB (Data dan Informasi Bencana Indonesia Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sampai tanggal 26 Mei 2018 terjadi total 1.134 kejadian bencana alam, dengan total kejadian bencana tanah longsor sebanyak 268 kejadian, bencana tanah longsor menduduki peringkat ketiga dengan presentase 23,63%. Sebagai solusi untuk mengurangi timbulnya korban jiwa akibat bencana tanah longsor, telah dilakukan perancangan alat pendeteksi tanah longsor menggunakan, Detektor Deformasi Tanah dan Detektor Kadar Air Tanah dengan hasil yang kurang maksimal. Untuk menyempurnakan prototipe tersebut dari segi alogaritma pengukuran maka dibuatlah penelitian ini. Detektor Deformasi Tanah dibuat menggunkan sensor MPU-9250 dan Detektor Kadar Air Tanah menggunakan sensor Hygrometer YL-69. Error pengukuran Deformasi Tanah terhadap sumbu-X sebesar 6,46%, error terhadap sumbu-Y sebesar 13,28%, serta error keseluruhan sebesar 9,07%. Error pengukuran Kadar Air Tanah rata-rata sebesar 3,46% untuk media pasir muntilan, serta 19,64% untuk media tanah merah.