PLN sebagai penyedia tenaga listrik di Indonesia harus mampu memenuhi semua kebutuhan listrik terutama ketika berada di beban puncak. Tetapi dalam prakteknya pada saat beban puncak atau perbaikan jaringan pemadaman oleh PLN tidak dapat dihindari. Dengan kondisi yang telah disebutkan diatas, penulis berinisiatif membuat rancang bangun pembangkit listrik tenaga hybrid antara PLTS dan PLN. Energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTS akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik untuk penerangan pada ruang laboratorium barat di bengkel listrik Politeknik Negeri Semarang. Sementara kebutuhan lainnya akan dipenuhi oleh sumber listrik PLN. Untuk keperluan pemantauan penggunaan beban listrik maka penggunaan beban listrik yang di supply dari PLN maupun PLTS dipantau dengan menggunakan power meter. Perancangan yang dibuat yaitu rancangan sistem hybrid pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas daya 1000 Watt dengan jaringan PLN berbasis PLC dan Human Machine Interface pada ruang laboratorium bengkel listrik barat. Beban listrik yang disuplai oleh PLTS adalah 18 buah lampu dan kipas angin dengan total daya 487 watt. Dengan memanfaatkan teknologi ini diharapkan dapat meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi listrik.