Hasil penangkapan perikanan di Indonesia seringkali menghasilkan ikan tangkap sampingan atau by-catch yang lebih besar dari target tangkapan utama. Salah satu metode yang memungkinkan untuk memanfaatkan jenis ikan tersebut melalui pengambilan dagingnya dan meningkatkan nilai tambahnya menjadi bahan baku produk berbasis daging lumat. Pemisahan daging ikan manual membutuhkan waktu relatif lama sehingga dapat menurunkan kualitasnya. Pembuatan mesin yang dapat memisahkan daging ikan dari tulangnya secara mudah dan efisien merupakan solusi dari permasalahan yang ada. Namun pengembangan harus selalu dilakukan agar kinerja dari alat pemisah daging dapat maksimal. Salah satunya melalui pengamatan terhadap mesin yang sudah ada. Berdasarkan pengamatan ditemukan beberapa kekurangan dan perlu ditambahkan screw conveyor untuk mengeluarkan hasil olahan daging. Ikan yang dimasukkan pada corong masukan mesin akan ditekan oleh silinder berpori dan belt conveyor. Daging ikan akan masuk ke dalam silinder berpori dan terdorong ke corong keluaran oleh screw conveyor, sedangkan tulang ikan akan ikut berjalan searah dengan laju belt conveyor. Hasil pemisahan berupa daging ikan yang lumat dengan ketebalan 4 mm dan kapasitas produksi 8 kg/ menit menjadikan proses pemisahan tulang ikan menggunakan mesini lebih efektif disbanding pemisahan manual dengan hasil berupa daging ikan yang belum lumat serta kapasitas produksi lebih rendah yaitu sebesar 7,14 kg/jam.