Permasalahan yang terjadi pada mesin Aplicator adalah tingginya jumlah jam losstime yakni 278 jam serta tingginya frekuensi kerusakan tiap-tiap komponen dalam kurun waktu satu tahun. Tingginya jumlah jam losstime beserta frekuensi kerusakan tersebut dipengaruhi oleh pendiagnosaan didalam melakukan tindakan perawatan terhadap suatu kegagalan atau kerusakan pada mesin aplicator. Tujuan kali ini adalah untuk menentukan prosentase tingkat probabilitas kegagalan pada mesin aplicator, yang nantinya akan dibuat rule-rule perawatan berbasis risk based maintenance berbentuk preventive beserta corrective berdasarkan dari prosentase kegagalan atau resiko yang terjadi. Metode Fault Tree Analysis merupakan metode dalam penentuan prosentase resiko yang disajikan dalam benuk diagram pohon yang menyatakan sebab-akibat. Metode Risk Based Maintenance merupakan salah satu metode perawatan dimana rulerule perawatan yang diberikan berdasarkan dari nilai tinggi rendahnya prosentase kegagalan atau kerusakan permesinan. Penerapan dari Risk Basic Maintenance (RBM) dapat dilakukan dengan cara perawatan preventive juga perawatan corrective Hasil yang didapatkan dari metode fault tree analysis adalah dapat memperoleh nilai prosentase probabilitas kerusakan mesin aplicator yakni sebesar 93,3 % berdasarkan dari jumlah frekuensi kerusakan mesin. Hasil dari metode risk based maintenance adalah menentukan adanya rule-rule perawatan yang didasarkan atas nilai tinggi rendahnya prosentase probabilitas atau tinggi rendahnya kemungkinan resiko kerusakan atau kegagalan terjadi, dengan penerapan perawatan preventive dan corrective yang dilakukan untuk 8 komponen kritis pada mesin aplicator.