Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Bagian Inspeksi dan Survei PT Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Semarang, dapat disimpulkan bahwa: a. Pengelolaan arsip dinamis yang dilaksanakan meliputi: 1) Penciptaan Arsip Penciptaan arsip meliputi arsip yang diterima dan arsip yang dibuat. Arsip yang diterima yaitu kontrak, sedangkan yang dibuat yaitu JSA, jadwal pelaksanaan inspeksi, surat tugas, laporan harian, laporan akhir, dan berita acara. 2) Sistem Penyimpanan Arsip Penyimpanan arsip pada Bagian Inspeksi dan Survei dilakukan oleh Adop. Sistem penyimpanan arsip menggunakan sistem kronologis untuk arsip kontrak dan berita acara; sistem abjad untuk laporan akhir, laporan harian, JSA, dan jadwal pelaksanaan inspeksi; dan sistem numerik untuk surat tugas. 3) Prosedur Penyimpanan Arsip Penyimpanan pada Bagian Inspeksi dan Survei meliputi penyimpanan dalam bentuk hard file dan soft file. Penyimpanan dalam bentuk hard file meliputi: pemeriksaan, pengindeksan, penyortiran, dan penyimpanan. Adapun prosedur penyimpanan dalam bentuk soft file meliputi: pemeriksaan, pengindeksan, penyortiran, scanning, dan penyimpanan. 3) Peminjaman Arsip Pada Bagian Inspeksi dan Survei PT Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Semarang belum memiliki prosedur khusus untuk peminjaman arsip. Mulai tahun 2014, untuk peminjaman arsip pada Bagian Inspeksi dan Survei sudah dipermudah dengan adanya penyimpanan arsip yang dilakukan secara soft file. Dengan penyimpanan soft file tersebut dapat di akses oleh seluruh inspektor sehingga apabila membutuhkan arsip dapat mencetak sendiri. 4) Penyusutan Arsip PT Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Semarang belum pernah melakukan penyusutan arsip selama tahun 2014 sampai 2017. Untuk prosedur pemusnahan arsip itu sendiri diatur dalam Prosedur Pengendalian Rekaman P-MR-02. Prosedur tersebut mulai diterapkan pada tahun 2014, sebelum itu belum terlaksana penyusutan arsip. b. Pada Bagian Inspeksi dan Survei PT Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Semarang menggunakan almari arsip sebagai peralatan penyimpanan arsip. Sedangkan perlengkapan yang digunakan yaitu ordner. c. Penyebab masalah yang dihadapi yaitu sulitnya menemukan kembali arsip karena dalam penyimpanan arsip-arsip belum berjalan dengan baik. Dalam penyimpanannya belum disimpan dalam satu folder, sehingga masih ada arsip yang tersimpan di luar folder. d. Cara mengatasi masalah dalam penemuan kembali arsip yaitu konsisten dalam penamaan arsip yang akan disimpan dalam bentuk soft file dan disimpan dalam satu folder yang sesuai dengan jenis arsipnya. Kemudian untuk arsip dalam bentuk hard file disimpan dalam satu ordner sesuai dengan masing-masing sistem penyimpanannya dan dalam penyimpanan ordner diletakan pada satu almari arsip untuk mempermudah pencarian kembali arsip.