Penerapan teknologi otomasi gedung masih belum diminati masyarakat di Indonesia. Sebagian besar masyarakat di Indonesia masih menggunakan sistem konvensional dalam mengoperasikan peralatan listrik di rumah maupun di tempat kerja. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang penerapan sistem otomasi gedung, sehingga penghematan energi listrik dan sistem keamanan otomatis di Indonesia masih sangat kecil. Sebagai solusi masalah tersebut, dibuat otomasi gedung pada bengkel listrik sebagai contoh penerapan teknologi otomasi gedung dan sarana untuk memperkenalkan teknologi otomasi gedung pada mahasiswa. Metode yang akan digunakan dalam pembuatan alat ini yaitu metode observasi, interview, study literature, dan metode dokumentasi. Proses perancangan otomasi gedung menggunakan pertimbangan alternatif desain yang memuat beberapa pilihan rancangan untuk dipertimbangkan. Pada tahap penilaian dapat dipilih salah satu rancangan terbaik yang kemudian dapat dikembangkan ke arah pembuatan alat dan pemasangannya. Alat ini terdiri dari satu buah Raspberry Pi 3 sebagai pengendali input dan output, satu buah sensor PIR (Passive Infrared Receiver) yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan manusia dan satu buah sensor kebakaran yang berfungsi untuk mendeteksi kebakaran, serta satu unit PC yang dilengkapi dengan LabView yang berfungsi untuk mengoperasikan komponen input dan output.