Kebutuhan akses Internet harus diimbangi dengan tingkat kualitas akses yang diberikan. Kualitas akses Internet secara umum dilihat dari parameter kecepatan serta kestabilan akses. Banyak ISP yang menyediakan layanan akses Internet dengan bandwidth tinggi, namun kestabilan akses akan terganggu jika terjadi gangguan pada media transmisi yang digunakan. Jaringan Internet Pondok Pesantren Yasin Kudus awalnya hanya menggunakan satu jalur akses Internet dengan bandwidth 3 Mbps shared, kemudian ditambahkan satu jalur baru dengan bandwidth 25 Mbps shared. Teknik Load Balancing diterapkan sebagai solusi untuk menciptakan keseimbangan penggunaan bandwitdh pada dua jalur ISP serta meningkatkan redudancy jaringan. ISP yang digunakan mempunyai besaran bandwidth yang berbeda. Router Mikrotik RB 951-2HnD digunakan sebagai balancer untuk membagi beban trafik menggunakan metode Per Connection Classifier dan Equal Cost Multi Path. Perbandingan performansi antara kedua metode dilakukan menggunakan parameter pembagian jalur akses client, pembagian beban trafik pada kedua gateway, kinerja fail over serta quality of service. Hasil pengujian menunjukkan pembagian jalur akses dan beban trafik dari client menuju Internet mendekati perbandingan matematis apabila koneksi dilakukan sebanyak mungkin. Skema address-pairing pada Load Balancing metode PCC berjalan dengan baik, sedangkan pada metode ECMP sebanyak 6 dari 18 client mengalami kegagalan. Fail over pada kedua metode mampu memindahkan trafik ketika salah satu gateway terputus. Pada pengujian quality of service, Load Balancing metode PCC menghasilkan throughput, delay dan jitter yang lebih baik daripada metode ECMP, namun selisih antara keduanya tidak terlalu signifikan dan masih berada pada kategori yang sama.