Gedung perkantoran termasuk dalam klasifikasi kebakaran ringan menurut SNI 03-3989-2000, dengan ini banyak pemilik gedung yang menganggap bahwa gedung perkantoran tidak begitu memerlukan perawatan terhadap alat proteksi kebakaran aktif dan pelatihan karyawan untuk menanggulangi kebakaran. Gedung Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah merupakan gedung perkantoran BUMN yang bergerak dibidang kehutanan. Pada gedung ini terdapat alat proteksi kebakaran aktif seperti APAR, hydrant, sprinkler, detector dan alarm yang kurang mendapatkan perawatan secara berkala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian alat proteksi kebakaran aktif dengan cara membandingkan peraturan yang digunakan dan menganalisis tingkat pengetahuan penghuni gedung tentang alat proteksi kebakaran pada gedung tersebut menggunkan kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi sprinkler, hydrant, ditektor dan alarm tidak siap digunakan apabila terjadi kebakaran dikarenakan mengalami kerusakan akibat kurangnya perawatan. Dari perhitungan menurut peraturan, diperoleh presentase pemasangan APAR sebesar 104,4% dan ditektor panas sebesar 207,2% yang berarti jumlahnya sudah melebihi dari perhitungan sedangkan yang belum mencukupi perhitungan yaitu sprinkler sebesar 76,95%, hydrant sebesar 33,33% dan ditektor asap sebesar 11,11% sehingga perlu penambahan. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh melalui pembagian kuesioner yang dibagikan pada 50 responden, menyatakan bahwa faktor jenis kelamin, usia, lama bekerja, jenis pekerjaan, pendidikan dan pelatihan simulasi kebakaran mempengaruhi pengetahuan responden tentang alat proteksi kebakaran aktif. Secara keseluruhan, responden yang mengetahui tentang alat proteksi kebakaran sebesar 45% dan yang tidak mengetahui sebesar 7%.