Longsoran tanah atau gerakan tanah adalah proses perpindahan masa batuan atau tanah akibat gaya berat atau gravitasi. Longsor dapat terjadi pada hamper setiap kasus lereng alami atau lereng buatan, secara perlahan atau tiba – tiba dengan atau tanpa adanya tanda – tanda sebelumnya. Pembangunan tower suttet 500kV Tanjung Jati – Ungaran tower nomor 300 pada daerah Kawengen sudah mengalami kelongsoran pada tapak pondasi sebelum pemasangan kerangka tower, dimana kondisi pada daerah tersebut berupa lahan bukit dan lembah. Maka dari itu perlu dilakukanan alisis stabilitas lereng di lokasi tersebut. Metode yang digunakan yaitu metode Bishop (perhitungn secara manual dan software slope/W). Dari analisis yang dilakukan di pembangunan tower suttet 500kV Tanjung Jati – Ungaran tower nomor 300 pada daerah Kawengen didapat nilai Faktor Keamanan pada perhitungan manual dengan tipe circle yaitu 1.672 yang menunjukan bahwa keadaan lereng tersebut aman, dan tipe block yaitu 1.013 yang menunjukan bahwa keadaan lereng tersebut tidak aman. Sedangkan berdasarkan perhitungan menggunakan aplikasi program slope/W didapat nilai Faktor Keamanan tipe circle yaitu 1.877 yang menunjukan bahwa keadaan lereng tersebut aman, dan tipe block yaitu 1.012 yang menunjukan bahwa keadaan lereng tersebut tidak aman. Pada kondisi tersebut bisa diasumsikan bahwa pola keruntuhan di lapangan terjadi pada tipe block karena pada tipe block terdapat lapisan yang relatif kurang kedap air sehingga menyebabkan air tertahan dan membentuk lapisan yang jenuh air dan diperkuat dengan hasil analisis yang menunjukkan FS mendekati 1 berdasarkan factor keamanan. Pemasangan tower lebih efisien seharusnya pondasi yang digunakan yaitu pondasi dalam, pondasi yang melebihi bidang kelongsoran.