Pada saat ini nelayan dengan perahu kecil dan memakai 2 mesin diesel di Tambak Lorok, Semarang dalam mencari ikan semuanya menggunakan es batu untuk mendinginkan ikan hasil tangkapan. Nelayan tidak bisa berlayar lebih dari 12 jam karena es sudah mencair, apabila tetap dipaksakan maka kesegaran ikan hasil tangkapan menurun dan harganya menjadi lebih murah. Oleh karena itu maka akan dibuat sebuah mesin pendingin untuk ikan yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tangkapan ikan para nelayan, mengoptimalkan kinerja mesin diesel, dan meningkatkan kualitas kesegaran ikan hasil tangkapan. Agar dapat membuat sebuah prototype, maka dibuat model dari prototype tersebut. Model merupakan cara yang paling tepat untuk membuktikan suatu desain sebelum dibuat prototype (mesin pendingin ikan) itu sendiri. Model mesin pendingin ikan ini memiliki kapasitas 5 kg dan mengunakan diesel yang sudah digunakan nelayan sebagai pemutar kompresordan perbandingan puli diesel dengan kompresor sebesar 2:3. Ketika diesel dinyalakan maka akan memutar kompresor, dan refrigerant didalam kompresor mengalir ke kondensor kemudian ke pipa kapiler dan selanjutnya ke evaporator dan kembali ke kompresor dan selanjutnya. Setelah temperatur palka mencapai -8 oC ikan bisa di masukan. Model mesin pendingin ini dapat berfungsi dengan baik sesuai yang diharapkan