Melon (Cucumis melo. L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 250–700 meter di atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan melon harus memiliki kelembapan optimum antara 50%–70% dengan suhu optimum sekitar 25°C–30°C dan  keasaman tanah (pH) tanah antara 5,8–7,2. Selain itu, perlu diperhatikan secara berkala kandungan nutrisi dan air tanaman melon. Penyiraman dan pemantauan kondisi tanaman yang masih dilakukan secara konvensional tentu memakan banyak waktu dan tenaga para petani. Dengan perkembangan pesat di dunia pertanian, muncul ide penyiraman micro-irrigation yaitu tipe drip fertigation yang mampu mengurangi konsumsi penggunaan air dari 30% hingga 70%. Berdasarkan hal tersebut tugas akhir ini dibuat untuk membuat rancang bangun alat untuk pengendali irigasi tipe drip fertigation yang mampu melakukan penyiraman secara otomatis berdasarkan kondisi kelembapan tanah serta pemantauan kondisi tanaman melon meliputi kelembapan tanah, suhu tanah, kelembapan udara, suhu udara, intensitas cahaya, dan pH air penyiraman. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode waterfall sehingga langkah-langkah harus dilakukan secara berurutan mulai dari komunikasi, perencanaan, pemodelan, konstruksi, dan pengujian alat. Dari hasil penelitian ini didapatkan kualitas delay komunikasi serial sebesar 245 ms. Nilai delay tersebut termasuk dalam kategori baik. Pada sistem pengendali irigasi dan pemantauan kondisi tanaman melon didapatkan nilai keakuratan sensor capacitive soil moisture sebesar 99,18%, sensor pH air sebesar 98,48%, sensor BH1750 sebesar 98,97%, sensor DS18B20 sebesar 98,54%, sensor DHT22 suhu udara sebesar 99,11%, dan sensor DHT22 kelembapan udara sebesar 97,20%