Pembangunan Jalan Baru Planjan-Baron-Tepus merupakan salah satu ruas pada jalan lingkar selatan (JJLS) pulau Jawa. Dengan dibangunnya JJLS ini diharapkan ekonomi masyarakat sekitar bisa lebih baik dan mengurangi kepadatan jalur lingkar utara (Pantura) pulau Jawa. Pondasi adalah struktur yang berfungsi menahan beban bangunan di atasnya dan menyalurkan beban struktur ke tanah. Pemilihan pondasi didasarkan terhadap kondisi tanah yang mampu mendukung beban yang bekerja, waktu pelaksanaan dan biaya pelaksanaan seminimal mungkin. Karakteristik tanah pada jembatan 2 adalah tanah keras dengan N-SPT 60, dengan daerah topografi berupa batuan kapur berjenis karst. Penulis ingin melakukan perencanaan ulang pada pondasi jembatan 2 menggunakan pondasi sumuran. Alasan perencanaan ulang pondasi adalah sebagai berikut: Dapat dipasang tanpa alat berat khusus; Biaya pembangunan lebih hemat; Memaksimalkan potensi tanah keras yang ada di lapangan. Potensi tanah keras adalah daya dukung ujung (End Bearing capacity) yang besar; Efisiensi sumuran sebesar 1,0 karena tiang tunggal. Dalam pembuatan skripsi ini menggunakan pengumpulan data berupa observasi di lapangan dan permohonan permintaan data ke pihak kontraktor utama. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dihitung dapat disimpulkan bahwa penggunaan pondasi sumuran lebih efisien secara biaya dengan perbedaan nilai mencapai 3,4 miliar rupiah atau berkisar 1,7% dari keseluruhan nilai proyek. Sumuran juga dikatakan lebih efektif karena safety factor yang ada lebih besar yaitu 3,3 dibanding desain awal yaitu 2,5 serta dengan pengerjaan waktu yang lebih singkat.