Gencarnya pembangunan gedung bertingkat tinggi (High Rise Building) menjadi salah satu solusi dalam mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan. Pertumbuhan dan penataan bangunan yang tidak diimbangi dengan kesiapan infrastruktur bangunan, menyebabkan bangunan fisik yang dihasilkan tidak memperhatikan faktor keandalan bangunan (Gunawan, 2011). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis bobot Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan (NKSKB) pada setiap komponen sistem proteksi kebakaran, menganalisis tingkat kesesuaian sistem proteksi kebakaran, serta mengklasifikasikan dan membandingkan nilai tingkat keandalan sistem proteksi kebakaran dengan dua metode. Metode yang digunakan dalam penilaian sistem proteksi kebakaran menggunakan Pedoman Teknis Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung berupa Form Pd-T-11-2005-C selanjutnya tahapan analisis data menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian yaitu bobot nilai NKSKB dengan metode AHP untuk komponen kelengkapan tapak sebesar 22,14%, komponen sarana penyelamatan sebesar 24,41%, komponen sistem proteksi aktif sebesar 29,02%, dan komponen sistem proteksi pasif sebesar 19,29%. Nilai tingkat keandalan sistem proteksi kebakaran dengan metode Pd-T-11-2005-C diperoleh nilai sebesar 95,49% sedangkan menggunakan metode AHP diperoleh nilai sebesar 94,85%. Dari kedua metode yang digunakan ini terdapat selisih sebesar 0,64%, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem proteksi kebakaran pada gedung STIKES Telogorejo tergolong “ANDAL”.