Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Sampel dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan yang dipilih menggunakan teknik sampling purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan farmasi tahun 2017 sampai 2019 ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas cenderung berfluktuatif. Kinerja yang baik tidak selalu dicapai oleh perusahaan yang sama setiap tahunnya. Tingkat kesehatan perusahaan ditinjau dari segi likuiditas selama tahun 2017 sampai 2019 adalah likuid, kecuali PT Kimia Farma (Persero) Tbk yang menunjukkan keadaan illikuid dan PT Merck Indonesia Tbk illikuid pada tahun 2018. PT Kimia Farma (persero) Tbk dan PT Merck Indonesia Tbk (MERK) pada tahun 2018 dari segi solvabilitas (debt to asset ratio dan debt to equity ratio) dan PT Prydam Farma Tbk (PYFA) pada tahun 2018 dari segi debt to asset ratio menunjukkan keadaan yang insolvabel. Dari segi rentabilitas (rentabilitas ekonomi) PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Prydam Farma Tbk (PYFA), PT Merck Indonesia Tbk (MERK) pada tahun 2018, dan PT Tempo Scan Pasific (TSPC) pada tahun 2018 dan 2019 menunjukkan keadaan yang tidak sehat. Dari segi rentabilitas modal sendiri perusahaan yang menunjukkan keadaan tidak sehat adalah PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Prydam Farma Tbk (PYFA), PT Tempo Scan Pasific (TSPC), dan PT Merck Indonesia Tbk (MERK) pada tahun 2019