Praktik perataan laba merupakan tindakan yang dinilai buruk karena tindakan ini menyebabkan pengungkapan informasi mengenai penghasilan laba menjadi menyesatkan. Praktik perataan laba timbul akibat adanya kepentingan dari salah satu pihak dan adanya Information asymmetry, yang salah satu pihak memiliki informasi lebih dibandingkan dengan pihak lainnya, dalam keadaan seperti ini, manajer merupakan pihak yang memiliki informasi lebih banyak secara keseluruhan dibandingkan pemilik. Walaupun dinilai buruk namun masih terdapat beberapa perusahaan dalam subsektor makanan dan minuman yang terindikasi melakukan praktik perataan laba. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi adanya praktik perataan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 11 perusahaan dengan menggunakan Teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Sedangkan, leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap praktik perataan laba.