Beton prategang adalah dimana tegangan-tegangan internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai satu tingkat yang diinginkan. Penggunaan beton prategang yang sebagian besar diaplikasikan pada konstruksi jembatan, khususnya pada bagian girder jembatan. Pada saat proses stressing girder, dilakukan grouting untuk menahan slip pada angkur. Kuat lekat bahan grouting yang digunakan menentukan homogen dan tidaknya properties penampang beton prategang disamping untuk memenuhi beban angkur. Apabila kuat lekat kurang memenuhi persyaratan maka akan menyebabkan slip pada angkur yang akhirnya akan mempengaruhi kekuatan struktur beton prategang karena terjadinya kehilangan prategang yang cukup besar akibat slip. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian kuat lekat pada strand yang telah di grouting dengan f.a.s. 1:3 menggunakann masing-masing bahan grouting seperti PCC (Portland Composite Cement), PPC (Portland Pozzoland Cement), OPC (Ordinary Portland Cement) dan Sika Grout 215 yang kemudian dibandingkan manakah bahan grouting yang paling lekat. Hasil yang diperoleh adalah kuat lekat Sika Grout 215 sebesar 3.6629 MPa, kuat lekat PCC sebesar 3.2986 MPa, kuat lekat PPC sebesar 2.5743 MPa dan kuat lekat OPC sebesar 2.307MPa. Jadi kuat lekat tertinggi untuk bahan grouting adalah Sika Grout 215 sebesar 3.6629 MPa