SWRO (sea water reverse osmosis) adalah proses penyaringan air laut menjadi air payau menggunakan membran semi-permeabel. Proses produksi SWRO menggunakan 46 modul dan dalam 6 bulan sekali dilakukan chemical cleaning. Permasalahan yang ada adalah besarnya biaya penggunaan reaktan kimia, yaitu Rp. 1.367.500.000,00. Tujuan redesign instalasi SWRO yaitu mengurangi penggunaan modul SWRO pada proses produksi dari 46 modul menjadi 35 modul, sehingga chemical cleaning hanya dilakukan pada 35 modul. Prinsip kerja redesign instalasi SWRO yaitu membagi line inlet dan outlet semula hanya 2 line inlet dan 1 line outlet menjadi 4 line inlet dan 4 line outlet, kemudian setiap line dipasang katup untuk membuka tutup aliran (gate valve) pada masing-masing inlet dan outlet. Pembagian line inlet menjadi 4 line, dengan tujuan proses produksi dan chemical cleaning hanya dilakukan pada 3 line inlet/35 modul/75% dari 46 modul. Metode penelitian meliputi studi pendahuluan, proses redesign instalasi SWRO, analisis redesign instalasi SWRO, dan pengujian menggunakan solidwork flow simulation. Analisis pressure loss digunakan untuk membandingkan besarnya pressure loss sebelum dan sesudah redesign lalu dilakukan pengujian. Analisis biaya digunakan untuk mengetahui nilai payback period, net profit, dan cost efficiency dengan waktu investasi 5 tahun. Hasil analisis pressure loss pada proses alkaline dan acid cleaning lebih kecil, sedangkan pada produksi SWRO pressure loss lebih besar, namun masih sesuai kebutuhan sistem, sehingga tidak perlu dilakukan penggantian pompa. Hasil analisis biaya berupa efisiensi reaktan kimia terhadap biaya komponen, biaya listrik, biaya pengiriman, biaya pengerjaan, dan pajak, diperoleh payback period selama 1 tahun 2.5 bulan, net profit Rp. 1.947.505.400,00, dan total cost efficiency 15.8%, dalam jangka waktu 5 tahun.