Infrastruktur jalan merupakan prasarana tranportasi darat yang mempengaruhi pengembangan suatu daerah. Ketika infrastruktur rusak maka distribusi antar daerah akan terganggu dan mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah tersebut selain itu ketidaknyamanan juga dirasakan oleh pengguna jalan. Diperlukan penambahan sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas kendaraan. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis tingkat kerusakan jalan untuk mengetahui metode perbaikan yang tepat serta biaya perbaikan kerusakan jalan jalan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Ruas Jalan Letjend DI. Panjaitan Kabupaten Pemalang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, penelitian lapangan dengan data primer berupa hasil survey kerusakan jalan secara visual dengan metode Bina Marga. Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan yang tepat didasarkan dari hasil analisa tingkat kerusakan perkerasan jalan tersebut. Dari hasil analisis ini diperoleh bahwa kerusakan yang terjadi di Ruas Jalan Letjend DI. Panjaitan Kabupaten Pemalang menurut metode Bina Marga, untuk Jalur Pemalang – Randudongkal menunjukan angka kondisi jalan sebesar 83% (baik), 10% (rusak ringan), dan 7% (rusak berat). Sedangkan Jalur Randudongkal – Pemalang menunjukan angka kondisi jalan sebesar 33% (baik), 10% (rusak ringan), dan 57% (rusak berat). Metode perbaikan untuk jalan ini adalah metode perbaikan 1 (penebaran pasir), perbaikan 2 (pengaspalan), perbaikan 3 (penutupan retak), perbaikan 4 (pengisian retak), perbaikan 5 (penambalan lubang), perbaikan 6 (perataan) dan perbaikan dengan perkerasaan kaku (rigid pavement) dengan tebal perkerasaan 25 cm. Dengan total anggaran biaya perbaikan sebesar Rp. 2.880.929.000,00.