Permasalahan utama pada produk LED Winker di PT. Mitsuba Indonesia yaitu trial error yang mencapai 60-450pcs untuk menemukan kekuatan welding lebih dari 2,2MPa yang dipengaruhi temperatur WG (ruang infrared) dan temperatur FT (part). Tujuan dari penelitian ini adalah membedakan hasil kekuatan welding dengan proses annealing dan tanpa annealing, mengatur setting temperatur WG dan FT pada mesin infrared welding dengan material PMMA dan ASA untuk mencapai kekuatan welding lebih dari 2,2MPa dan implementasi program visual basic untuk part LED Winker berbagai tipe dan material serta mampu menghitung cost down setelah adanya aplikasi program visual basic. Penyelesaian menggunakan rumus radiasi dengan faktor energi panas dari lampu infrared, emisivitas material, luas melting point,dan waktu melting. Hasil skripsi ini menunjukkan tanpa proses anealing kekuatan welding sudah lebih dari 2,2MPa, setting temperatur WG 113°C-125°C temperatur FT 190°C-210°C menghasilkan kekuatan welding 3MPa untuk tipe K15, setting temperatur WG 111°C-125°C temperatur FT 180°C- 203°C menghasilkan kekuatan welding 2,7MPa untuk tipe KHI. Program visual basic bisa digunakan untuk part baru LED Winker dengan mengganti luas melting point untuk setting temperatur FT dan temperatur WG sekitar 111°C-125°C. Sehingga dapat mengurangi part terbuang dari 4,29% menjadi 1,7% untuk tipe K15 dan dari 3,43% menjadi 0,7% untuk tipe KHI.