Perkembangan dan pertumbuhan informasi yang begitu pesat menuntut penggunaan teknologi dalam hal penanganan manajemen insiden. Insiden adalah sebuah interupsi atau pengurangan kualitas dari layanan TI. Tujuan dari manajemen insiden adalah untuk mengembalikan layanan ke keadaan normal secepat mungkin dan meminimalisir dampaknya terhadap kegiatan proses bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan dan tingkat kematangan manajemen insiden yang di Transvision Regional Jateng dan DIY. Data diperoleh dari observasi, studi literatur, wawancara, dan kuesioner yang dijawab oleh pelanggan dari Transvision di wilayah Tembalang-Banyumanik dan sekitarnya. Tingkat kematangan diukur menggunakan ITIL V3 dan Process Maturity Framework berdasarkan lima atribut yaitu vision and steering, process, people, technology dan culture. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan manajemen insiden berada pada level 3 (terdefinisikan). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Transvision Regional Jateng dan DIY telah menerapkan sembilan proses manajemen insiden berdasarkan ITIL V3. Rekomendasi strategi perbaikan yang dapat diterapkan adalah meningkatkan antisipasi insiden dengan melakukan pengecekan sistem dan manual secara rutin, menambahkan informasi gangguan secara lengkap pada aplikasi TCare, melakukan konfirmasi jumlah pelanggan dan alat-alat yang terkena dampak insiden, pemecahan insiden terpusat menggunakan software tertentu, serta meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pelanggan dan kompetensi sumber daya manusia.